
Sebuah penelitian justru mengatakan adanya kemungkinan triclosan dapat menyebabkan kuman-kuman makin kebal dengan antibiotik. Dalam studi Scientific Committee on Consumer Safety di Uni Eropa dan FDA di Amerika Serikat, penggunaan triclosan diduga bisa memicu resistensi atau kekebalan terhadap antibiotik. Penelitian di laboratorium menunjukkan senyawa ini bisa menyebabkan mutasi gen pada beberapa jenis bakteri, seperti E.Coli, Salmonella, dan Listeria. Mutasi itulah yang dikhawatirkan dapat membuat pengobatan infeksi menjadi tidak efektif atau dengan kata lain antibiotik menjadi tidak mempan lagi mengobati penyakit.
Penelitian dari Virginia Tech menemukan bahwa produk yang mengandung triclosan, ketika terpapar air kran, maka akan menghasilkan kloroform atau lain produk sampingan klorin. Rule KL, Ebbett VR, Vikesland PJ (2005). “Formation of chloroform and chlorinated organics by free-chlorine-mediated oxidation of triclosan”. Environ. Sci. Technol. 39 (9): 3176–85. The United States Environmental Protection Agency mempertimbangkan bahwa produk samping triclosan, berupa chloroform, kemungkinan bersifat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker. (sumber disini).
Penelitian baru juga menunjukkan bahwa triclosan pada pasta gigi dapat mengganggu aliran darah ke rahim, sehingga menyebabkan kelaparan otak janin. Padahal oksigen sangat diperlukan utk perkembangan otak janin. “Kami tahu bahan kimia ini dapat membawa masalah, apalagi untuk ibu hamil. Tapi kami belum tahu seberapa banyak bahan kimia yang dapat menyebabkan masalah,” kata Profesor Margaret James dari University of Florida, dilansir Dailymail. Triclosan dapat mengganggu enzim yg memungkinkan hormon estrogen beredar di rahim. Estrogen membantu arteri utama yg membawa darah kaya oksigen ke janin. Jika terlalu sedikit, arteri ini menyempit dan pasokan oksigen akan habis. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sabun anti bakteri yang mengandung triclosan dan triclocarban diduga dapat merusak reproduksi pada manusia, menurunkan kualitas sperma, serta produksi tiroid dan hormon seks. (sumber disini).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar